Iklan

Kata Warkop Kuningan dalam Kawak

Saturday, February 27, 2016, 6:15:00 AM WIB Last Updated 2022-02-23T03:44:27Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini

Jakarta,MNI. Warkop kali ini bukanlah sebuah program lawak Dono Kasino Indro di stasiun televise, namun Warkop benar-benar Warung Kopi disingkat Wakop yang kerap dijumpai di setiap sudut-sudut kota sebagai tempat untuk sekedar melepas lelah sambil menyeruput kopi panas, khususnya bagi kaum pria. Menjamurnya usaha Warkop yang buka dalam 24 jam terutama di kota-kota besar seperti Jakarta membuat setidaknya dapat membantu kehidupan masyarakat kecil pelaku usaha Warkop, hal inilah yang membuat para pelaku usaha Warkop asal Kabupaten Kuningan nekat membentuk sebuah komunitas yang disebut Komunitas Anak-Anak Warkop Kuningan (KAWAK) untuk bertahan hidup dan berusaha mengembangkan Warkop ala KAWAK di seluruh pelosok daerah sekaligus menjalin silahturahmi antar pelaku usaha rakyat kecil itu.

Dalam pantauan MNI, warung kopi asal Kuningan ini memang beda karena mempunyai cirri khas tersendiri, meraka berbeda dengan warung-warung kopi lainnya asal Jawa Barat. Tampak dari desainer warungnya, warung kopi asal Kuningan ini menggunakan panci atau dandang bubur kacang ijo dan air putih yang berbaris menghadap meja caustamer dan tidak menyedikan kue pancong, sebab menurut versi KAWAK, jika ada kue pancong maka itu Warkop asal daerah Garut. Rasa kopi Warkop asal Kuningan juga tentunya berbeda dengan kopi dari daerah lainnya, nikmatnya terasa ke hati.

Berawal dari obrolan ringan atas keprihatinannya terhadap nasib pedagang kecil pelaku usaha Warkop yang sulit untuk mendapatkan tempat dan modal untuk berjualan khususnya di Jakarta, maka nekat diprakarsai Edi Rahmatika (26), sekelompok anak muda asal Kuningan pun membentuk Komunitas Anak Anak Warkop Kuningan (KAWAK) yang saat ini diketuai oleh Edi sendiri. Edi Rahmatika, pemuda asal Kabupaten Kuningan ini memiliki cita-cita untuk memperjuangkan nasib pedagang kecil pelaku usaha Warkop yang tergabung dalam KAWAK, “baru satu tahun ini kita mengadakan ulang tahun, untuk anggota member resminya yang tersebar di beberapa daerah berjumlah sekitar 300 anggota termasuk ada yang dari daerah lain seperti Lampung, Semarang, Yogyakarta dan lain-lain, tujuan dibentuknya KAWAK ini untuk menjaga dan memupuk persaudaraan antar pedagang asal Kuningan termasuk untuk menjaga dan mengangkat nama baik Kota dan Kabupaten Kuningan, selain itu terutama bagaimana mempertahankan kelangsungan usaha untuk bertahan hidup para pelaku usaha Warkop rakyat kecil ini” jelas Edi saat di jumpai wartawan MNI di Bilangan Kebon Jeruk, Jakarta Selatan tepat di salah satu tempat usaha anggota KAWAK yang diberinama Warkop 2 Putri, pada Jum’at malam (25/02/2016).

Komunitas Anak Anak Warkop Kuningan (KAWAK) yang berdiri pada tanggal  14 Oktober 2014 lalu ini, menurut Edi, dari sisi keuntungan pedagang ada yang dikelola untuk kegiatan sosial bagi para anggota KAWAK, termasuk salah satunya pelaku usaha Warkop pada organisasi KAWAK ini pernah menyumbangkan bencana Kabut Asap Riau melalui ACT (Aksi Cepat Tanggap), “selain itu jika ada anggota kami yang sakit kami, maka itu sudah menjadi tugas dan kewajiban kami walaupun besaran iuran per anggota hanya Rp 10.000 (sepuluh ribu rupiah) per bulan, rencananya sekarang sedang berusaha mendirikan Koperasi KAWAK” terang Edi. Dengan nada penuh semangat 45, Edi berharap semua anggotanya tetap solid dan pihaknya akan terus memperbanyak anggota, “semoga tetap solid menjalin kekeluargaan dan bertambah anggota, soal kepedulian pemerintah kami kembalikan pada pemerintah sendiri baik pemerintah pusat, DKI Jakarta, ataupun Pemda Kuningan, kami tidak berharap banyak, tetapi minimal bisa mempermudah anggota kami mengajukan pinjaman modal usaha kepada pihak bank, sebab Warkop KAWAK ini sudah memiliki tiga cabang Warkop di Jakarta” pungkas Edi kepada MNI./Wasim
Komentar

Tampilkan

Terkini