Fahri Hamzah Sebut ‘Petugas Partai’ Adalah Kosa Kata Komunis, Komika: Presiden Saja Petugas Partai. |
MetroNewsIndonesia, JAKARTA – Fahri Hamzah kritik sistem politik, dirinya mengatakan bahwa ‘Petugas Partai’ adalah kosa kata negara komunis. Perbincangan tersebut berlangsung antara Fahri Hamzah dengan komika bernama Mamat Alkatiri sambil menikmati kopi.
Menurut
Fahri Hamzah, dalam sistem politik demokrasi tidak ada istilah mewakili partai,
karena pejabat publik dipilih oleh rakyat dan difasilitasi oleh rakyat.
Mulanya,
Fahri menyampaikan bahwa partainya sedang menggagas dan memperjuangkan pejabat
dan wakil rakyat yang benar-benar berjuang mewakili rakyat bukan mewakili
partai.
Fahri
merasa bahwa saat ini dunia politik Indonesia menggambarkan wakil-wakil rakyat
yang justru sekedar mewakili partai.
“Kalau anda
mau jadi politisi, anda tidak saja harus pertama bersih, tapi harus nampak
bersih, yang kedua anda tidak saja harus berani, tapi harus nampak berani,”
ujar Fahri dalam video yang diunggah channel youtube HAS Creative, dikutip dari
Terkini.id pada Jum’at, 11 Februari 2022.
“Artinya,
kehadiran anda (politisi) itu, kan adalah representasi, mewakili rakyat. Kalau
anda gak merasa atau gak seperti mewakili rakyat, ini yang sedang kita gugat
sekarang, kok orang-orang pergi ke senayan itu seperti semakin mewakili partai,
tidak mewakili rakyat lagi,” ujar Fahri melanjutkan.
“Kenapa?
begitu ketua umumnya bilang begitu, semua ikut ketua umum, padahal kan namanya
wakil rakyat,” ujar Fahri melanjutkan.
Selanjutnya,
komika bernama Mamat Mamat Alkatari menanyakan penyebab yang melatarbelakangi
persoalan tersebut.
“Apa yang
membuat (penyebabnya), apakah sistem kepartaian yang berpusat kepada ketua umum
menjadi pemegang kekuasaan segala-galanya, atau apa yang bang Fahri lihat?
sehingga anggota DPR ini tidak berani bersuara di dalam, takut kepada partai,”
ujar Mamat menanyakan.
Kemudian, Fahri
menjawab bahwa penyebabnya ialah adanya masalah pada sistem politik.
“Jadi ada
problem pada sistimnya, dimana partai politik itu menganggap anggota dewan itu
sebagai hak miliknya, gitu ya. waw, monoloyalitas, petugas partai semua itu
kosa kata dalam negara komunis sebenarnya,” ujar Fahri Hamzah menjawab.
Kemudian,
Mamat menimpal dengan menyatakan bahwa presiden adalah petugas partai.
Pernyataan Mamat dilatarbelakangi oleh ungkapan Megawati bebera waktu lalu yang
menyatakan bahwa Joko Widodo adalah petugas partainya.
“Pak
Presiden aja petugas partai!,” ujar Mamat menimpali.
Kemudian
Fahri Hamzah menjelaskan bahwa nama partai itu dalam negara demokrasi harus
dihilangkan, terutama ketika kader partai sudah mendapatkan amanat sebagai
pejabat publik.
“Ya itu gak
boleh sebenarnya! tanpa rakyat dia bukan siapa-siapa, yang memberikan mandat
dan kekuasaan kepada dia (adalah) rakyat, yang memberikan gaji dan Fasilitas
adalah rakyat,” ujar Fahri menjelaskan.
“Jadi bau partai itu di ruang publik harus dihilangkan, makin lama makin hilang, kalau di dalam negara komunis iya, bau partai itu kental sekali, gitu lho!,” ujar Fahri menjelaskan. (**)