masukkan script iklan disini
MNi/ Palembang. Sebaiknya kita mulai membaca berita ini dengan doa atau
apapun yang anda anggap baik. Penyebab kematian ummat manusia tidak karena takdir
melainkan karena ulah tangan kotor manusia itu sendiri yang terus terjadi
dengan alasan yang sama dan pola yang sama, patut untuk dikutuk. Seraya
menyisipkan gulali sebagai perbuatan oknum merusakan alam dengan membakar hutan lalu menjadi tragedi terbesar yang dicatat dalam sejarah karena kelalaian, adalah
kenaifan yang terlalu. Kenaifan yang semacam ini seringkali menjadikan
Tuhan sebagai kambing hitam tanpa berusaha memeriksa kasualitas penyebab penderitaan
dan kematian ummat manusia.
Hari ini, di Belitung
Timur, kawasan hutan yang terbakar mencapai empat hektar, namun menapak kondisi hari ini yang lebih parah terjadi di langit Palembang yang mencatat kondisi udara terparah dalam sejarah kabut asap di
Indonesia. ISPU Palembang saat ini berada di angka 1.900, 6 kali lipat dari
ambang batas bahaya yang diprediksikan sebelumnya hanya di angka 300-an. Bisa
dibayangkan, mampukah makhluk hidup bernama manusia terutama bayi dan anak-anak
di Palembang dapat bertahan hidup? Jika tidak ada satu tindakan nyata segera
diambil, maka tidak mustahil berita edisi selanjutnya dari Palembang menyebutkan
bayi-bayi dan jutaan anak manusia telah tewas.
Palembang kini dalam
zona darurat karena kabut asap memasuki suhu 1.900,6 ISUP, namun tidak ada yang turun
tangan memberikan bantuan untuk warga Palembang. Bencana asap tentu berbeda dengan
bencana lainnya dimana korban bisa diungsikan dan diobati lukanya, penderitaan
karna asap terjadi pelan-pelan bak virus mematikan yang membunuh jutaan ummat
manusia. Nasib masyarakat Palembang kini ada di tangan pemerintah Indonesia
untuk cepat berbuat sesuatu di sana. Publik Indonesia saat ini sedang
diombang-ambingi dengan tragedi Mina dan penangkapan oknum pembakar hutan dimana-mana,
namun kondisi masyarakat Palembang, Sumatera akibat musibah asap saat ini lebih parah dan sepertinya
bakal menjadi tragedi besar dalam catatan sejarah.
Musibah ini bisa terjadi karena kebakaran hutan dari wilayah lain di sekitarnya. Tercatatat pada hari ini
pun, insiden kebakaran hutan terjadi di beberapa titik di wilayah Kabupaten
Belitung Timur (Beltim) semenjak dilanda kemarau. Kepala
Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut) Beltim, Khairul Lutfi mengatakan, total
kawasan hutan yang terbakar mencapai luasan empat hektar. Menurut
Khairul, kasus kebakaran lahan yang terjadi dominan di lahan milik warga dan
lahan kosong, “kalau kawasan hutan itu menurut laporan yang saya terima,
terjadi di Desa Simpang Tiga” ujarnya saat dihubungi Mni melalui telephon selulernya
pada Kamis (1/10/2015)./ Ads