masukkan script iklan disini
MNi/ NTT- Secara geografis sebagian
besar daerah di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memang memiliki iklim kering
dalam setiap rentan waktu, dari tahun ke tahun. Kekeringan ini menimbulkan
musibah kelaparan di sejumlah daerah termasuk bencana kelaparan yang menimpa warga Kecamatan Amanuban Selatan dan
Kualin, Nusa Tenggara Timur beberapa waktu lalu. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat
kekeringan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sepanjang 2015 ini makin meluas,
hingga kini tercatat 20 kabupaten/kota di NTT mulai dilanda kekeringan, “ini akibat
anomali iklim yang berdampak kurangnya curah hujan pada 2015, sudah 20 kabupaten
yang dilanda kekeringan dengan spot kekeringannya di 270 Desa dan Kelurahan”
kata Kepala BPBD NTT Tini Tadeus dengan mengitip data Agustus 2015 lalu.
Pemerintah Provinsi NTT, lanjut Tini, terus
berupaya dengan seluruh jajarannya untuk mengoptimalkan pemanfaatan asset seperti
dengan menggunakan mobil tanki untuk mendistribusikan air langsung ke
masyarakat. Selain itu, BPBD juga mengupayakan pembuatan sumur dangkal serta
sumur bor di beberapa daerah yang memiliki potensi air tanah, “ini diharapkan
dapat mengurangi beban masyarakat yang sedang sulit air” kata Tini
Sementara itu, akibat kekeringan yang
berkepanjangan mengakibatkan bencana kelaparan yang menimpa warga Kecamatan Amanuban Selatan dan Kualin-NTT.
Bahkan warga Amanuban Selatan dan Kualin mengonsumsi putak atau pakan ternak
dari batang pohon lontar. Kondisi tersebut sudah mendapat perhatian serius dari
Ketua DPR Setya Novanto beberapa waktu lalu.
Disinggung sudah sejauhmana perhatiannya, anggota dewan yang
dipilih dari dapil NTT itu menyatakan pihaknya sudah bekerjasama dengan sejumlah
menteri Kabinet Kerja Jokowi-JK termasuk Kementerian Pertanian, Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, “diantaranya untuk membangun saluran air untuk
sawah-sawah di NTT agar persoalan gagal panen dan kelaparan seperti ini segera
teratasi dan tidak terulang lagi” kata Setya saat ditemui MNi di kediamannya
Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Rabu (07/10/2015)./ Andy