masukkan script iklan disini
METRONEWSINDONESIA - Bakal calon Gubernur Jakarta sekaligus
pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra, diketahui menjadi ‘pihak
terkait’ dalam uji materi Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada di
Mahkamah Konstitusi (MK), sebagaimana yang dimohonkan Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Karenanya, saat Ahok menghadiri sidang lanjutan di MK Rabu
(31/8) lalu, Yusril pun jadi narasumber dan diwawancarai lewat telepon oleh
salah stasiun TV swasta.
Saat itu, pernyataan-pertanyaan yang dilontarkan pembaca
berita TV swasta terkait judicial review UU Pilkada pun dijawab Yusril dengan
entengnya. Namun, ketika pembaca berita bertanya soal untung-ruginya bagi
pemerintahan di Pemrov DKI jika Ahok mengambil cuti, sempat saling sela dan
berbuntut pada sindiran Yusril kepada pembaca berita tersebut.
Berikut kutipan tanya jawab pembaca berita (P) dan Yusril
(Y), seperti dilansir oleh netralnews:
P: Anda melihat ini bahwa posisi kalau Ahok tidak cuti,
tetap sebagai petahana dan tetap menjalankan program-programnya, apakah ini
menjadi keuntungan tersendiri di masa kampanye, anda melihat ada suatu
kekhawatiran untuk Ahok saat ini?
Y: Potensi penyalahgunaan kekuasaan selalu ada. Walaupun itu
mungkin tidak terjadi dalam kenyataan, namun potensi itu dapat terjadi.
Misalnya, Undang-undang Korupsi mengatakan, kalau melakukan itu, melakukan ini,
dapat merugikan keuangan negara, bisa-bisa saja negara tidak rugi, tapi dapat
merugikan negara.
P: Kalau kita menghitung kerugian, ini kita berandai-andai
Pak Yusril, antara potensi penyalahgunaan kekuasaan wewenang petahana yang
ingin mencalonkan diri, atau kerugian roda pemerintahan yang ditinggalkan oleh
petahana, anda melihat lebih rugi poin yang mana?
Y: Petahana itu kalau dia cuti bisa digantikan oleh orang
lain, pejabat eselon satu... (belum selesai menjawab, disela oleh pembaca
berita).
P: Tidak akan pincang Pak Yusril? Meskipun orang nomor satu
tidak ada?
Y: Tidak, (ibaratnya) kalau anda sekarang tiba-tiba pingsan
jadi pewawancara TV terus ada pewawancara TV yang menggantikan anda, apakah itu
akan merugikan Kompas TV atau tidak? Itu bukan berarti tidak ada penyiar Kompas
TV yang tidak lebih baik dari pada anda. Anda merasa paling hebat di antara
semua penyiar Kompas TV?
P: Tapi begini Pak Yusril, kalau kita bicara pemerintahan
tentu ada... (belum selesai bicara, disela oleh Yusril).
Y: Gak, Sekarang saya tanya sama anda, jawaban anda apa?
P: Ini hal yang berbeda kalau menurut saya. Kalau kita
bicarakan mengenai kepala pemerintahan yang mengharuskan posisinya menjadi
posisi yang memiliki tanggung jawab Pak Yusril.
Y: Anda ini pewawancara TV atau jubirnya Pak Ahok?
P: Saya mewakili rakyat, tapi kita kembali lagi ke masalah
Pak Ahok.
Y: Gak, tapi omongan anda sepertinya mewakili kepentingan
Pak Ahok, saya akan memberikan suatu jawaban yang fair. Namun ketika kita anda
saya tanya lagi balik anda seperti kelimpungan. Apa tidak perlu wawancara lagi
atau bagaimana?
P: Tidak Pak Yusril, baik kalau kita kembali lagi.
Y: Atau anda merasa paling hebat di antara semua pewawancara
yang ada di Kompas TV?
P: Kita tidak berbicara mengenai yang paling hebat, Pak
Yusril.
P: Kita kembali ke masalah sepincang apakah nanti
pemerintahan karena kita bicara mengenai kerugian yang mungkin dialami negara
ini, juga yang tadi diajukan oleh Pak Ahok, rakyat tentu ingin melihat
bagaimana posisi Ahok sebagai petahana jika memang nanti harus meninggalkan
masa cutinya, anda sendiri mengatakan tadi bahwa tidak ada masalah, jadi ada
beberapa hal... (dipotong lagi oleh Yusril).
Y: Karena di mana-mana juga kalau orang cuti, itu kan
digantikan oleh seorang pejabat kan, pejabat itu diberikan kewenangan,
diberikan kekuasaan yang sama dalam menjalankan roda pemerintahan, jadi jangan
dianggap bahwa pemerintahan itu pribadi. Kalau gak saya, orang lain gak bisa,
belum tentu.
P: Jadi tidak akan ada masalah, jadi anda menilai akan lebih
banyak kerugian jika terjadi potensi penyelewengan kekuasaan... (kembali disela
Yusril).
Y: Ini bukan soal kerugian, ini masalah keadilan, akan lebih
adil apabila petahana itu cuti.[jitunews/posmetro]