masukkan script iklan disini
“Ini dimulai tiga tahun lalu majalah Tempo mengungkap
semuanya, Wah ini bahaya nih. Metro melawan lupa, ujungnya kan komunisme
dibangkitkan, ini Metro TV, nih corongnya Komunis, termasuk majalah Tempo”
ungkap Kivlan Zen saat mengisi kajian di Joglo Ar Rohmah, Bratan, Pajang,
Laweyan, Solo, Senin (23/5/2016) lalu.
Hal ini terkait kasus Pulau Buru, menurut Kivlan Zen kasus
Pulau Buru yang tadinya Suharto mengamankan agar tidak terjadi kerusuhan,
justru sekarang dibalik faktanya oleh majalah Tempo maupun Metro dengan
memberitakan bahwa Suharto sebagai dalangnya. Kivlan Zen menilai bahwa
pemberitaan kedua media tersebutlah yang membuat massa pendukung komunis mulai
bergerak.
“Inilah mulai bergeraknya massa, berani mereka sekarang,
pakai lambang Palu Arit itu di Sampang
photo-photo PKI masuk trus ditangkap tapi dilepaskan. Di Jember pasang
Palu Arit semuanya didepan kampus UIN. Sekarang UIN itu isinya apa? UIN di
Indonesia itu sekarang banyak orang komunis,” tegasnya.
Seperti diberitakan Panjimas, Kivlan Zen bahkan menyayangkan
adanya paham komunis sekarang telah masuk ke kampus yang justru seharusnya
mengajarkan ilmu agama islam. Paham komunis semakin hidup dengan pemikiran
liberal dan demokrasi sehingga menjadikan UIN di seluruh Indonesia sudah
terpengaruh.
“Masak di UIN Jakarta
tertulis “Kampus Bebas Tuhan”, kampus yang seharusnya mengajarkan agama Islam
dengan laa ilaa ha illallah, kok jadinya kampus bebas Tuhan, semua UIN, UIN
Semarang LGBT boleh kata doktornya wah kacau ini, UIN Jogja sama,” tandasnya.
Tidak hanya di kampus lebih parah lagi, menurut Kivlan Zen
paham komunis juga telah menyusup di pesantren-pesantren. [Red***/]