masukkan script iklan disini
Madura/MNi. Gabungan aktivis yang menamakan diri Jaka Jatim (Jaringan
Kawal Jawa Timur) kembali menyeruduk Markas Polda Jawa Timur. Ratusan aktivis
ini menggelar aksi sekaligus audiensi untuk mempertanyakan kejelasan status penanganan
perkara kekerasan terhadap aktivis Madura, Jawa Timur, termasuk perkara kasus
penembakan aktivis anti korupsi, Mathur Husyairi pada Januari 2015 lalu yang turut
menyedot perhatian para petinggi dan tokoh nasional di republik ini. Para
aktivis itu pun meriakan yel-yel dan berorasi menuntut pihak penegak hukum
untuk mengungkap tuntas kasus kekerasan tersebut di depan Markas Polda Jawa
Timur pada Rabu (20/01/2016).
Penanganan hukum atas kasus kekerasan terhadap sejumlah
aktivis seperti pembacokan, penganiayaan dan bahkan penembakan tersebut dinilai
masih ngambang oleh Jaka Jatim. Kepada MNi, Sekertaris Jaka Jatim, Tamsal, mengatakan
pihaknya akan terus mendesak aparat kepolisian untuk lebih tegas dalam
menangani perkara kekerasan tersebut, “mengapa sampai saat ini beberapa kasus
kekerasan terhadap aktivis khususnya di Bangkalan belum ada kejelesan, ada apa?
Wajar kami mempertanyakan sebab sebelumnya dalam kasus kekerasan ini banyak
sekali unsur propaganda dan rekayasa yang diduga melibatkan beberapa petinggi"
tegas Tamsal disela-sela aksi demonstrasi. Aksi para aktivis di depan Mapolda
Jatim itu dimulai sejak pukul 09.00 WIB pagi tadi.
Secara terpisah, juru bicara Jaka Jatim, Mahmudi Ibnu Khotip juga menjelaskan, aksi para
aktivis tersebut untuk mempertanyakan kepada pihak Polda Jawa Timur terkait sejauh
mana pengungkapan kasus kekerasan dan penganiayaan terhadap aktivis Madura, “termasuk
pembacokan kaum pergerakan yang terjadi pada 8 Maret 2013 lalu dan penembakan
aktivis anti korupsi Mathur Husyairi pada tanggal 20 Januari 2015 lalu yang ditengarai
kuat sebagai dampak dari aksi-aksinya saat mendatanggi Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK)” tegasnya. Pihaknya, lanjut Mahmudi Ibnu Khotip sangat
menyayangkan kinerja aparat penegak hukum, “sangat disayangkan, semua kasus
penganiayaan yang terjadi di Jawa Timur khususnya di Bangkalan belum satu pun
yang tertangkap secara benar, baik eksekutor maupun para otak intelktualnya,
sudah satu tahun sudah tak ada kabar beritanya, hanya kasus Salim Kancil yang
bisa teratasi sementara yang lain masih mandul, ada apa? Ini menjadi tanda tanya
besar di mata public khususnya di Jawa Timur” tegas Mahmudi.
Mahmudi juga menjelaskan,
beberapa kasus yang saat ini masih belum jelas penangganannya terhitung dari
tahun 2010-2016 diantaranya, pengrusakan rumah Aliman Harist, pembacokan yang
menimpa Fahrillah pembacokan Muzakki, pembacokan Mahmudi Ibnu Khotib, pembakaran
mobil milik Mathur Husyairi, lalu terakhir tertembaknya Mathur Husyairi. Yang menyedot
perhatian banyak pihak beberapa waktu lalu/ Nasiruddin