Iklan

Kasus Penembakan Aktivis, Polda Jatim Terus Dikepung

Wednesday, January 20, 2016, 4:01:00 AM WIB Last Updated 2022-02-13T15:20:44Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini

Madura/MNi. Gabungan aktivis yang menamakan diri Jaka Jatim (Jaringan Kawal Jawa Timur) kembali menyeruduk Markas Polda Jawa Timur. Ratusan aktivis ini menggelar aksi sekaligus audiensi untuk mempertanyakan kejelasan status penanganan perkara kekerasan terhadap aktivis Madura, Jawa Timur, termasuk perkara kasus penembakan aktivis anti korupsi, Mathur Husyairi pada Januari 2015 lalu yang turut menyedot perhatian para petinggi dan tokoh nasional di republik ini. Para aktivis itu pun meriakan yel-yel dan berorasi menuntut pihak penegak hukum untuk mengungkap tuntas kasus kekerasan tersebut di depan Markas Polda Jawa Timur pada Rabu (20/01/2016).

Penanganan hukum atas kasus kekerasan terhadap sejumlah aktivis seperti pembacokan, penganiayaan dan bahkan penembakan tersebut dinilai masih ngambang oleh Jaka Jatim. Kepada MNi, Sekertaris Jaka Jatim, Tamsal, mengatakan pihaknya akan terus mendesak aparat kepolisian untuk lebih tegas dalam menangani perkara kekerasan tersebut, “mengapa sampai saat ini beberapa kasus kekerasan terhadap aktivis khususnya di Bangkalan belum ada kejelesan, ada apa? Wajar kami mempertanyakan sebab sebelumnya dalam kasus kekerasan ini banyak sekali unsur propaganda dan rekayasa yang diduga melibatkan beberapa petinggi" tegas Tamsal disela-sela aksi demonstrasi. Aksi para aktivis di depan Mapolda Jatim itu dimulai sejak pukul 09.00 WIB pagi tadi.

Secara terpisah, juru bicara Jaka Jatim,  Mahmudi Ibnu Khotip juga menjelaskan, aksi para aktivis tersebut untuk mempertanyakan kepada pihak Polda Jawa Timur terkait sejauh mana pengungkapan kasus kekerasan dan penganiayaan terhadap aktivis Madura, “termasuk pembacokan kaum pergerakan yang terjadi pada 8 Maret 2013 lalu dan penembakan aktivis anti korupsi Mathur Husyairi pada tanggal 20 Januari 2015 lalu yang ditengarai kuat sebagai dampak dari aksi-aksinya saat mendatanggi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)” tegasnya. Pihaknya, lanjut Mahmudi Ibnu Khotip sangat menyayangkan kinerja aparat penegak hukum, “sangat disayangkan, semua kasus penganiayaan yang terjadi di Jawa Timur khususnya di Bangkalan belum satu pun yang tertangkap secara benar, baik eksekutor maupun para otak intelktualnya, sudah satu tahun sudah tak ada kabar beritanya, hanya kasus Salim Kancil yang bisa teratasi sementara yang lain masih mandul, ada apa? Ini menjadi tanda tanya besar di mata public khususnya di Jawa Timur” tegas Mahmudi.


Mahmudi juga menjelaskan, beberapa kasus yang saat ini masih belum jelas penangganannya terhitung dari tahun 2010-2016 diantaranya, pengrusakan rumah Aliman Harist, pembacokan yang menimpa Fahrillah pembacokan Muzakki, pembacokan Mahmudi Ibnu Khotib, pembakaran mobil milik Mathur Husyairi, lalu terakhir tertembaknya Mathur Husyairi. Yang menyedot perhatian banyak pihak beberapa waktu lalu/ Nasiruddin
Komentar

Tampilkan

Terkini

advertorial

+